Rabu, 13 Januari 2010

Ringkasan Materi Jaringan Komputer

Jaringan komputer
1. Pengertian
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi sumber daya misalnya CDROM, Printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut, dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah.

2. Jenis-Jenis jaringan
Ada 3 macam jenis Jaringan/Network yaitu :
a. Local Area Network (LAN) /Jaringan Area Lokal.
Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi. Beberapa model konfigurasi LAN, satu komputer biasanya di jadikan sebuah file server. Yang mana digunakan untuk menyimpan perangkat lunak (software) yang mengatur aktifitas jaringan, ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputerkomputer yang terhubung ke dalam network. Komputer-komputer
yang terhubung ke dalam jaringan (network) itu biasanya disebut dengan workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih di bawah dari file server dan mempunyai aplikasi lain di dalam harddisknya selain aplikasi untuk jaringan. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya.
b. Metropolitan Area Network (MAN) / Jaringan area Metropolitan
Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu : jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. Misalnya Bank BNI yang ada di seluruh wilayah Ujung Pandang atau Surabaya.
c. Wide Area Network (WAN) / Jaringan area Skala Besar
Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara lain. Menggunakan sarana WAN, Sebuah Bank yang ada di Bandung bisa menghubungi kantor cabangnya yang ada di Hongkong, hanya
dalam beberapa menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti internet. Tapi bagaimanapun juga antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.

2. Topologi Jaringan Komputer
Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Dalam definisi topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik (physical topology) yang menunjukan posisi pemasangan kabel secara fisik dan topologi logik (logical topology) yang menunjukan bagaimana suatu media diakses oleh host. Adapun topologi fisik yang umum digunakan dalam membangun sebuah jaringan adalah :
1. Topologi Bus (Bus Topology)
Menggunakan satu segment ( panjang kabel ) backbone, yaitu yang menyambungkan semua host secara langsung.
2. Topologi Ring (Ring Topology)
Menghubungkan satu host ke host setelah dan sebelumnya. Secara fisik jaringan ini berbentuk ring (lingkaran).
3. Topologi Star (Star Topology)
Menghubungkan semua kabel pada host ke satu titik utama. Titik ini biasanya menggunakan Hub atau Switch.
4. Topologi Extended Star (Extended Star Topology)
Merupakan perkembangan dari topologi star. Memiliki beberapa titik yang terhubung ke satu titik utama.
5. Topologi Hirarki (Hierarchical Topology)
Dibuat mirip dengan topologi extended star. Sistem dihubungkan ke komputer yang mengendalikan trafik pada topologi.
6. Topologi Mesh (Mesh Topology)
Menghubungkan satu titik ke titik yang lainnya. Kondisinya di mana tidak ada hubungan komunikasi terputus secara absolut antar node komputer.

3. Protokol
1. Pengertian Dasar Protokol
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim (transmitter) dan sisi penerima (receiver) agar komunikasi berlangsung dengan benar. Selain itu protokol juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama.
2. Fungsi Protokol
Fungsi – fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Fragmentasi dan Reassembly
Fungsi dari fragmentasi dan reassembly adalah membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi tadi dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket berita yang lengkap.
b. Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi berita yang dikirimkan dengan address, kode-kode koreksi dan lain-lain.
c. Connection Control
Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan komunikasi dari transmitter dan receiver, dimana dalam membangun hubungan ini termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
d. Flow Control
Fungsi dari flow control adalah mengatur perjalanan data dari transmitter ke receiver.
e. Error Control
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.
f. Transmission Service
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.


4. TCP/IP
TCP/IP bukanlah sebuah protokol tunggal tetapi satu kesatuan protokol dan utility. Setiap protokol dalam kesatuan ini memiliki aturan yang spesifik. Protokol ini dikembangkan oleh ARPA (Advanced Research Projects Agency) untuk departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969.
ARPA mengingikan sebuah protokol yang memiliki karakter sebagai berikut :
1) Mampu menghubungkan berbagai jenis sistem operasi.
2) Dapat diandalkan dan mampu mendukung komunikasi kecepatan tinggi.
3) Routable dan scalable untuk memenuhi jaringan yang kompleks dan luas.
Sebuah alamat TCP/IP adalah nilai biner berukuran 32 bit yang diberikan kesetiap host dalam sebuah jaringan. Nilai ini digunakan untuk mengenali jaringan di mana host tersebut dan mengenali nomor unik host bersangkutan dijaringan tertentu. Setiap host yang terhubung jadi satu pada sebuah internet work harus memiliki satu alamat unik TCP/IP.

Setiap alamat terbagi atas dua komponen :
1) Network ID
Ini adalah bagian dari alamat IP yang mewakili jaringan fisik dari host (nama jalan dari rumah). Setiap komputer dalam segmen jaringan tertentu akan memiliki ID jaringan yang sama.
2) Node ID
Ini adalah bagian yang mewakili bagian individu dari alamat (nomor rumah). Bila komputer disegment jaringan memiliki alamat, maka jaringan tersebut perlu tahu milik siapakah
suatu paket itu. Seperti yang disebutkan diatas tadi bahwa nilai IP adalah nilai biner 32 bit. Nilai tersebut terbagi menjadi empat bagian nomor 8 bit yang disebut oktet. Contoh alamat IP :202.149.240.66 dengan menggunakan contoh diatas, katakanlah administrator mensetup
jaringan dengan semua komputer memiliki bagian nilai yang sama 202.149.240.XXX. kondisi inilah yang disebut network ID. Nomor pada XXX adalah node ID-nya. Setiap alamat TCP/IP jatuh pada satu kelas alamat. Kelas mewakili sebuah grup alamat yang segera dapat dikenali komponen software sebagai bagian dari sebuah jaringan fisik. Misalkan, ambil contoh alamat TCP/IP berikut dan nilai binernya. 10.149.240.66 = 00001010.10010101.11110000.10000010
dengan memperhatikan tiga nilai biner yang pertama, bisa dikatakan bahwa alamat ini termasuk class A.

5. Model – Model Referensi
1. Model referensi OSI
Model referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan salah satu standard dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO yang memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan dan kerangka kerja tentang struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem komunikasi. Tujuan dibentuknya model referensi OSI, yaitu :
a. Menjadi patokan bagi perkembangan prosedur komunikasi pada masa yang akan datang.
b. Mengatasi hubungan yang timbul antar pemakai dengan cara memberikan fasilitas yang sesuai.
c. Membagi permasalahan prosedur penyambungan menjadi sub struktur.
d. Memenuhi kebutuhan pemakai kini maupun masa yang akan datang.

Model referensi OSI memiliki 7 lapisan, dimana prinsip yang harus digunakan bagi ketujuh lapisan adalah sebagai berikut :
a. Setiap lapisan memiliki fungsi dan proses yang berbeda.
b. Fungsi setiap lapisan dipilih berdasarkan penetapan protokol yang telah memenuhi standar internasional.
c. Sebuah lapisan harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
d. Batasan lapisan harus ditentukan agar dapat meminimalkan arus informasi yang melewati interface.
e. Jumlah lapisan diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.

Lapisan – lapisan dalam model referensi OSI yaitu :
a. Physical Layer
Physical layer berfungsi untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan. Selain itu berfungsi untuk menstranfer dan menentukan cara bit – bit dikodekan, menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanik, elektrikal, prosedural yaitu dimana kabel , konektor dan spesifikasi pensinyalan didefinisikan.
b. Data Link Layer
Menentukan protokol untuk pertukaran frame data yang lewat melalui kabel. Serta pengambilan dan pelepasan paket data dari dan ke kabel, deteksi, dan koreksi kesalahan, serta
pengiriman ulang data.
Data link layer terdiri atas dua sublayer :
1) LLC (Logical Link Control)
Melakukan pemeriksaan kesalahan dan menangani transmisi frame. Setiap frame
merupakan sebuah paket daya dan nomor urut yang digunakan untuk memastikan pengiriman
dan sebuah cheksum untuk melacak data yang korup.
2) MAC (Medium Access Control)
Berurusan dengan mengambil dan melepaskan data dari dan ke kabel, menentukan protokol
untuk akses ke kabel yang di-share di dalam sebuah LAN
c. Network Layer
Network layer bertanggungjawab untuk merutekan paket ke tujuan yang seharusnya. Pengendalian operasi subnet dan mengatasi semua masalah yang ada pada jaringan sehingga
memungkinkan jaringan – jaringan yang berbeda bisa saling terkoneksi.
d. Transport Layer
Transport layer berfungsi untuk menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian - bagian yang lebih kecil, meneruskan data ke network layer dan menjamin semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi penerima dengan benar. Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer dan pada giliranya jenis layanan bagi para pemakai jaringan. Transport layer menyediakan koneksi end to end ( ujung ke ujung ) di antara komputer – komputer. Memastikan ketiga layer terendah bekerja dengan benar serta menyediakan aliran data yang transparan, dan logis antara end user dengan jaringan yang dipilihnya. Merupakan layer yang menyediakan layanan bagi user lokal. Bertugas untuk menciptakan frame, memisahkannya dan menggabungkanya kembali.
e. Session Layer
Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan tranport data biasa, seperti yang dilakukan oleh tranport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi – aplikasi tertentu. Session layer
diperlukan juga untuk kendali dialog antara proses yang menentukan penanganan komunikasi dua arah dan pengujian paket yang keluar dari urutannya.
f. Presentation Layer
Melakukan terjemahan struktur data di antara berbagai arsitekture, perbedaan dalam representasi data dikelola di tingkat ini. Selain itu juga layer ini melakukan kompresi data, enkripsi dan dekripsi serta konversi format data misalnya dari EBCDIC ke ASCII
g. Application Layer
Aplication layer berfungsi untuk menyediakan akses tingkat aplikasi ke jaringan. Transfer terminal remote dan elemen lain dari jaringan, aktivitas yang dilakukan seperti akses dan
transfer file.

6. Perangkat Keras Jaringan
1. Kabel
a. Twisted Pair
1) Shielded Twisted Pair (STP)
STP memberikan jaminan proteksi jaringan dari interferensi– interferensi eksternal. Sayangnya,STP sedikit lebih mahal dibandingkan UTP. Lapisan pelindung kabel STP bukan bagian dari sirkuit data, karena itu perlu di ground pada setiap ujungnya. Dan kabel STP tidak dapat dipakai dengan jarak lebih jauh sebagaimana media – media lain (seperti kabel coaxial) tanpa bantuan device penguat (repeater).
2) Unshielded Twisted Pair (UTP)
Secara fisik, UTP terdiri atas empat pasang dawai medium. Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini semata – mata mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan – pasangan dawai untuk membatasi degradasi sinyal yang disebabkan oleh EMI dan RFI. Kabel UTP juga harus mengikuti rule yang benar terhadap berapa banyak tekukan yang diizinkan per kaki kabel. UTP digunakan sebagai media networking dengan impedansi
100 Ohm. Hal ini berbeda dengan tipe pengkabelan twisted – pair lainnya seperti pengkabelan untuk telepon. Karena UTP memiliki dimeter eksternal 0.43 cm maka menjadi mudah saat instalasi. UTP mensupport arsitektur – arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat populer.
b. Coaxial Cable
Kabel coaxial dapat dijalankan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat untuk komunikasi jarak jauh di antara node network, meskipun bisa diikutsertakan untuk meregenerasi sinyal – sinyal.
c. Fiber Optic
Kabel fiber optic merupakan media network medium yang mampu digunakan untuk transmisi – transmisi modulasi. Fiber optic memiliki harga lebih mahal, tetapi cukup tahan terhadap interferensi elektromagnetis dan mampu beroperasi dengan kecepatan dan kapasitas data yang tinggi.
Beberapa Keuntungan kabel Fiber Optic :
1) Kecepatan
Jaringan – jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi.
2) Bandwidth
Fiber optic mampu membawa paket – paket dengan kapasitas besar.
3) Distance
Sinyal – sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan “refresh” atau “diperkuat”.
4) Resistance
Daya tahan kuat terhadap impas elektronmagnetik yang dihasilkan perangkat – perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel – kabel transmisi lain di sekelilingnya.
5) Maintenance
Kabel – kabel fiber optic memakan biaya perawatan relatif murah. Tipe – tipe Kabel Fiber Optic, yaitu :
1) Single Mode
Sebuah serat tunggal dari fiber glass yang memiliki diameter 8.3 hingga 10 micron.
2) Multimode
Kabel yang terdiri atas multi serat fiber glass, dengan kombinasi (range) diameter 50 – 100 micron. Setiap fiber dalam kabel multimode mampu membawa sinyal independen yang berbeda dari fiber – fiber lain dalam bundel kabel.
3) Plastic Optical Fiber
Kabel berbasis plastik terbaru yang memiliki performa similar dengan kabel single mode.

2. Tranmisi Tanpa Kabel (Wireless)
Media tidak terpandu (unguided), trnsmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk tranmisi antena mengeluarkan energi elektromgnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk peneriman , antena mengambil gelombang elektromagnetik dari medium di sekitarnya. Pada dasarnya ada dua tipe konfigurasi untuk transmisi wireless yaitu direction
dan omnidirectional. Untuk konfigurasi directional, antena transmisi mengeluarkan pancaran electromagnetik secara terfokus, jadi antena pengirim dan antena penerima harus terrah dengan benar. Pada kasus omnidirectional, sinyal ditransmisikan ke segala arah dan dapat diterima
oleh beberapa antena. Ada tiga range frekuensi umum dalam transmisi wireless, yaitu :
a. Frekuensi microwave dengan range 2 – 40 Ghz, cocok untuk transmisi point-to-point. Microwave juga digunakan pada komunikasi satelit.
b. Frekuensi dalam range 30 Mhz – 1 Ghz, cocok untuk aplikasi omnidirectional. Range ini ditunjukan untuk range broadcast radio.
c. Range frekuensi lain yaitu antara 300 – 200000 Ghz, untuk aplikasi lokal, adalah spektrum infra merah. Infra merah sangat berguna untuk aplikasi point-to-point dan multipoint dalam area terbatas, seperti sebuah ruangan.

3. Network Interface Card (NIC)
Berdasarkan tipe bus, ada beberapa tipe network interface card (nic) atau network card, yaitu ISA dan PCI. Fungsi utamanya adalah mengirim data ke jaringan dan menerima data yang dikirim ke terminal kerja. Selain itu NIC juga mengotrol data flow antara sis tem komputer dengan sistem kabel yang terpasang dan menerima data yang terkirim dari komputer lain lewat kabel dan menterjemahkan ke dalam bit yang dimengerti oleh komputer. Dual variabel yang penting dalam sebuah NIC adalah alamat port dan interrupt-nya. Alamat port berfungsi untuk mengarahkan data yang masuk dan kelur dari terminal kerja tersebut. NIC harus dikonfigurasi untuk mengenali apabila data dikirim kealamat tersebut. Sedangkan Interrupt merupakan switch elektronik lokal yang dipergunakan oleh sistem operasi untuk mengontrol aliran data. Interrupt juga digunakan oleh komputer untuk menghentikan aliran data untuk sementara waktu dan memungkinkan data lain melewati sistem. Interrupt mencegah aliran data yang berbeda agar tidak dapat menggunakan sirkuit fisik yang sama dan dalam waktu yang
bersamaan pula. Selain variabel di atas NIC juga mempunyai kode yang unik yang terdiri atas 12 digit kode yang disebut MAC (Media Access Control) Address.3. Network Interface Card (NIC)
Berdasarkan tipe bus, ada beberapa tipe network interface card (nic) atau network card, yaitu ISA dan PCI. Fungsi utamanya adalah mengirim data ke jaringan dan menerima data yang dikirim ke terminal kerja. Selain itu NIC juga mengotrol data flow antara sis tem komputer dengan sistem kabel yang terpasang dan menerima data yang terkirim dari komputer lain lewat kabel dan menterjemahkan ke dalam bit yang dimengerti oleh komputer. Dual variabel yang penting dalam sebuah NIC adalah alamat port dan interrupt-nya. Alamat port berfungsi untuk mengarahkan data yang masukdan kelur dari terminal kerja tersebut. NIC harus dikonfigurasi untuk mengenali apabila data dikirim kealamat tersebut. Sedangkan Interrupt merupakan switch elektronik lokal yang dipergunakan oleh sistem operasi untuk mengontrol aliran data. Interrupt juga digunakan oleh komputer untuk menghentikan aliran data untuk sementara waktu dan memungkinkan data lain melewati sistem. Interrupt mencegah aliran data yang berbeda agar tidak dapat menggunakan sirkuit fisik yang sama dan dalam waktu yang bersamaan pula. Selain variabel di atas NIC juga mempunyai kode yang unik yang terdiri atas 12 digit kode yang disebut MAC (Media Access Control) Address.

4. HUB
Hub atau konsentrator termasuk device layer 1 dalam OSI model yang berfungsi sebagai media antar koneksi yang jauh, media pengumpul semua koneksi antar PC untuk kemudian disambungkan satu sama lain. Keuntungan menggunakan hub adalah fleksibilits yang dimiliki sehingga setiap client bisa ditambahkan setiap waktu tanpa mengganggu jaringan yang sedang beroperasi. Tetapi hub tidak mampu membaca data – data dan tidak mengetahui sumber dan tujuan paket – paket yang dilepas melaluinya. Kesimpulanya, sebuah hub hanya berperan menerima dan meneruskan paket – paket yang masuk atau paling tidak memperkuat sinyal elektrik, dan kemudian menyebarkan paket – paket ke semua device dalam jaringan termasuk device yang mengirimkan paket tersebut. Secara teknis, terdapat tiga tipe hub yang beredar :
a. Passive Hubs
Hub – hub passive tidak memperkuat sinyal elektrik dari paket –paket data yang masuk.
b. Active Hubs
Hub – hub active akan memperkuat sinyal paket – paket sebelum mereka dilepas ke network.
c. Intelligent Hubs
Hub – hub yang memiliki fitur extra dari active hubs, dimana sangat cocok untuk kepentingan bisnis. Sebuah hub yang cerdas secara tipikal men-support manajement secara remote via SNMP dan virtual LAN (VLAN).

5. Switch
Switch berfungsi menghubungkan multiple komputer pada layer protokol jaringan level dasar. Switch beropersi pada layer dua (data link layer) dari OSI model.
Secara tipikal, beberapa kelebihan switch dari hub adalah :
a. Mampu menginspeksi paket – paket data yang mereka terima.
b. Mampu menentukan sumber dan tujuan paket yang melaluinya.
c. Mampu mem-forward paket – paket dengan tepat.

6. Repeater
Repeater bekerja meregenerasi atau memperkuat sinyal –sinyal yang masuk. Secara teknis, repeater adalah device layer physical. Kelemahan repeater tidak dapat melakukan filter traffic jaringan. Data (bits) yang masuk ke salah satu port repeater dikirim ke luar melalui semua port. Dengandemikian data akan tersebar ke segmen – segmen LAN tanpa memperhitungkan apakah data tersebut dibutuhkan atau tidak.

7. Bridge
Bridge merupakan perangkat yang lebih simpel dan murah dibandingkan router. Bridge hanya menyampaikan paket, namun tidak bisa memilih paket – paket mana yang akan disampaikan ke segmen – segmen. Bridge dapat meningkatkan performa jaringan dengan cara mengeliminasi traffic yang tidak dibutuhkan dan meminimasi peluang – peluang collision. Dan dapat membagi – bagi traffic ke segmen – segmen yang ada dan melakukan filtering traffic berdasarkan MAC address.

8. Router
Dengan menggunakan informasi di antara masing – masing paket, router melakukan routing dari satu LAN ke LAN lainnya mencari atau menentukan rute terbaik di antara jaringan – jaringan. Router merupakan device physical yang menyatukan network – network, berada pada layer 3 gateway, yang berarti dapat mengoneksikan jaringan – jaringan sebagaimana layaknya gateway. Dengan cara melakukan konfigurasi informasi – informasi yang disimpan dalam sebuah lokasi yang disebut “routing table”, router dapat difungsikan untuk memfilter traffic yang keluar masuk jaringan, berdasarkan alamat – alamat IP si pengirim dan penerima. Beberapa router menyajikan fitur bagi pengelolanya untuk melakukan update informasi routing table melalui interface browser web. Karena sifatnya yang dapat memilih paket – paket yang masuk, menahan dan mengantarkanya ke tujuan yang tepat, router sering kali digunakan dalam jaringan yang kompleks dan besar, seperti WAN dan Internet.

Subnetting
Di tiap perusahaan yang mempunyai jaringan pasti memiliki komputer lebih dari satu mungkin 100 atau 200 komputer. Agar Komputer tersebut dapat berhubungan dengan lancar maka harus kita harus menggunakan subnetting. Fungsi dari subnetting ini yaitu:
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan
3. Pengelolaan yang disederhanakan
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh, contoh WAN yang menggunakan jaringan antar kota yang berbeda. Untuk IP adress kelas A tidak dapat memakai subnet kelas B demikian pula sebaliknya. Jika kalian pernah menemukan istilah 255.0.0.0/8 maksud dari istilah tersebut adalah, subnet mask 255.0.0.0 mempunyai bit yang aktif (angka 1) sebanyak 8. Angka 8 setelah karakter ‘/’ menunjukkan banyaknya angka 1. Sebenarnya subnet mask terdiri dari bilangan – bilangan biner, misalnya 255.0.0.0 jika dikonversi ke biner maka menjadi 11111111.00000000.00000000.00000000. Oleh karena itu penulisannya menjadi
255.0.0.0/8. Contoh lainnya adalah 255.255.255.224/27 jika dikonversi ke biner maka akan
menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000.
Melakukan Subnetting
Untuk melakukan subnetting terdiri dari beberapa proses, yaitu:
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
Yaitu dengan cara memakai rumus 2x – 2 = jumlah subnet, x adalah bit 1 pada subnet mask. Misalnya 11000000, maka x adalah 2 (dilihat dari jumlah angka 1 yang ada di situ), 22 – 2 = 2 subnet.
2. Menentukan jumlah host per subnet
Yaitu dengan memakai rumus 2y – 2 = jumlah host per subnet, y adalah jumlah bit dibagian host atau yang bernilai nol ‘0’. Misalnya 11000000, maka y adalah 6 (dilihat dari angka 0 yang ada disitu), 26 – 2 = 62 host
3. Menentukan subnet yang valid Yaitu dengan mengurangi 256 dengan angka yang ada dibelakang subnet mask, misalnya 255.255.255.224/27, maka untuk menentukan subnet yang valid 256 – 224 = 32. Hasil dari pengurangan ditambahkan dengan bilangan itu sendiri sampai berjumlah sama dengan angka belakang subnet mask. 32 + 32 =64, 64 + 32 = 96, 96 + 32 = 128, 128 + 32 = 160, 160 + 32 = 192, 192 + 32 = 224. maka jumlah host
yang valid adalah 32, 64, 96, 128, 160, 192.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
Yaitu mengambil alamat ip address yang terletak paling akhir
5. Menetukan host-host yang valid untuk tiap subnet
Yaitu mengambil nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan angka 0 dan angka 1.

Misalnya 255.255.255.192/26, kita akan melakukan subnetting IP address 192.168.10.0. Maka langkah yang harus dilakukan.
Alamat network : 192.168.10.0
Subnet mask : 255.255.255.192
1. Menentukan subnet yang dihasilkan subnet mask
Konversi 192 ke biner yaitu 11000000. Ambil jumlah angka 1 untuk menentukan x, sehingga x = 2. pakai rumus 2x – 2 = jumlah subnet, sehingga 22 – 2 = 2.
2. Menentukan jumlah host
Ambil jumlah angka 0 dari konversi 192 untuk memberi nilai y. 11000000. Sehingga y = 6. Pakai rumus 2x – 2 = jumlah host, maka 26 – 2 = 62.
3. Menentukan subnet yang valid.
Kurangi 256 dengan 192, 256 – 192 = 64. Tambahkan 64 sampai sejumlah 192. 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 192. Maka subnet yang valid 64, 128
4. Menentukan broadcast
Terletak tepat sebelum subnet berikutnya yaitu 127 dan 191
5. Menentukan host yang valid
Dapat dilihat keterangannya di tabel berikut

0 komentar:

blogger templates 3 columns | Make Money Online